23 Oktober 2008

Mencari Duit Dengan Bantuan Website


Boleh jadi Jilbab Nayla dikategorikan sebagai produk handmade. Tetapi karena dipasarkan melalui kekuatan teknologi internet maka dalam tempo kurang dari tiga bulan produknya sudah tersebar ke seluruh Nusantara . Russanti Lubis

Tak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh panas. Menggunakan bantuan internet untuk memasarkan produk ternyata kagak ade matinye, selalu saja membawa keberhasilan, sekali pun produk yang dipasarkan juga bukan produk baru. Tengok saja Jilbab Nayla yang memproduksi aneka jilbab handmade, yang praktis sekaligus simpel dipakai.

Sebenarnya jilbab-jilbab yang berhiaskan payet, batu-batuan, dan lukisan tangan ini, tidak berbeda jauh dengan produk sejenis yang sudah membanjiri pasar. Tetapi, karena sejak awal sudah dipasarkan melalui website, Jilbab Nayla yang baru dibangun tiga bulan lalu dengan alasan sekadar mengikuti tren mengenakan busana muslim ini, telah "beredar" ke seluruh Indonesia, bahkan juga nantinya (sedang dalam proses negosiasi, red.) akan merambah Srilanka, Amerika, Nigeria, Macedonia, dan Malaysia.

"Penjualan dilakukan melalui website, pertimbangannya agar Jilbab Nayla tidak hanya menjangkau kawasan Jakarta, tetapi juga di luar Jakarta. Dan, selama dua bulan pertama Jilbab Nayla hadir, kami cuma mengandalkan website. Imbasnya, kami menerima banyak pesanan dari Papua, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Bali di samping dari Jawa. Untuk para agen, minimal kami mengirimkan lima kodi per bulan. Sedangkan, untuk distributor untuk sementara cukup satu kodi. Untuk pembelian satuan, transaksi juga kami lakukan melalui website. Pembelian minimal enam potong di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, red.), tidak kami bebani ongkos kirim," kata Melissa, kreator Jilbab Nayla.

Untuk menambah pemasukan, Jilbab Nayla baru-baru ini memasang iklan baris. "Tapi, ternyata iklan baris ini, tidak memberi pemasukan sebesar yang kami harapkan. Tidak sebesar pemasukan yang kami dapatkan dari website. Padahal, biaya pemasangan iklannya terbilang mahal. Sedangkan untuk website, setiap bulan kami hanya membayar biaya berlangganan Rp10 ribu dan semua orang dapat mengaksesnya, mengingat semakin banyak orang yang mengoperasikan internet. Kondisi ini membuat penyebaran pemasaran produk menjadi lebih cepat, sehingga otomatis pemasukan kami pun lebih banyak," ucapnya. Setiap bulan, Jilbab Nayla meraup omset Rp30 juta hingga Rp40 juta dengan margin 25% sampai 30%.

Jilbab Nayla yang menggunakan alamat website tokonayla.com ini, mampu menghasilkan lima kodi jilbab dengan aneka model dan hiasan dalam jangka waktu dua hingga tiga hari. Masing-masing jilbab berbahan spandex ini ditawarkan dengan harga Rp25 ribu sampai Rp45 ribu, tergantung dari hiasan yang digunakan. Selain itu, "bisnis" yang dibangun dengan modal Rp2 juta ini juga menerima pesanan sesuai selera konsumen dengan minimal pemesan 2,5 kodi (50 buah, red.). "Nantinya, kami ingin mengekspor Jilbab Nayla dan menjadikannya standar internasional," kata Melissa yang memiliki home industry di Cinere dan mempekerjakan 10 karyawan ini.



0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

 

blogger templates | Make Money Online